Rabu, 13 Maret 2013

prospek applikasi Android, Blackberry, Ios, Windows


Prospek Applikasi Android

Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobileberbasis Linux. Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc. yang kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005. Dalam usaha mengembangkan Android, pada tahun 2007 dibentuklah Open Handset Alliance (OHA), sebuah konsorsium dari beberapa perusahaan, yaitu Texas Instruments, Broadcom Corporation, Google, HTC, Intel, LG, Marvell Technology Group, Motorola, Nvidia, QualComm, Samsung Electronics, Sprint Nextel, dan T-Mobile dengan tujuan untuk mengembangkan standar terbuka untuk perangkatmobile. Pada tanggal 9 desember 2008, diumumkan bahwa 14 anggota baru akan bergabung untuk proyek Android, yaitu PacketVideo, ARM Holdings, Atheros Communications, Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone Group Plc.
Handset berbasis Android pertama kali masuk Indonesia sekitar dua tahun yang lalu dengan harga yang relatif mahal dan produknya juga masih langka. Saat ini keadaannya sudah berbalik 180 derajat. Baik vendor lokal maupun luar telah berani memasarkan berbagai macam handset berbasis Android dengan harga dan jenis yang bervariasi, mulai dari yang low end (dibawah Rp 1 juta) hingga yang high end(diatas Rp 5 juta). Saat ini, handset Android yang beredar di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari Android versi 1.1, Android versi 1.5 (Cupcake), Android versi 1.6 (Donut), Android versi 2.0/2.1 (Éclair), Android versi 2.2 (Froyo), Android versi 2.3 (Gingerbread), Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb) dan yang teranyar Android versi 4.0 (Ice Cream). Namun, fenomena yang paling jelas terlihat sekarang ini adalah handset Android yang berharga murah dengan kualitas yang baik. Dengan beredarnya handset murah berbasis Android maka semakin banyak konsumen kelas menengah ke bawah yang memiliki kesempatan untuk mencoba berbagai teknologi baru yang disediakan oleh Android.

Prospek Applikasi IOS


Android boleh saja menjadi raja sistem operasi ponsel cerdas hingga saat ini tetapi saat berhubungan dengan prospek bisnis pengembangan aplikasi di platform tersebut, pamornya tidak secerah asumsi banyak orang. Menurut Firman Nugraha dari teknojurnal.com, berdasarkan data dari Flurry, profitabilitas yang bisa diperoleh oleh seorang pengembang aplikasi di platform Android hanya seperempat dari rekan mereka yang mengembangkan aplikasi untuk sistem operasi milik Apple, iOS.
Masih menurut Firman, para application developer semakin banyak yang tergoda untuk menggarap segmen mobile app (aplikasi khusus ponsel cerdas). Dari sederet sistem operasi, hanya ada dua yang paling menjanjikan bagi pengembang aplikasi, yaitu iOS dan Android.
Dan Android lebih banyak menarik minat pengembang aplikasi yang masih baru, apalagi jumlah penggunanya juga melesat lebih tinggi dibandingkan iOS. Padahal dengan menjual aplikasi di Android, mereka harus berhadapan dengan masalah daya beli pengguna, Android Market yang belum terkelola dengan baik layaknya App Store, serta ‘diperparah’ oleh kenyataan bahwa masyarakat pengguna handset Android lebih suka aplikasi gratis daripada yang berbayar (meskipun terhitung murah).

Prospek Applikasi Windows

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di tahun 2012 ini mengembangkan aplikasi mobile menjadi semakin populer di seluruh dunia baik di platform Android, iOS, Symbian, S40, dan bahkan Windows Phone. Untuk Windows Phone, beberapa waktu lalu telah diumumkan bahwa pengembang aplikasi di Indonesia sudah didukung oleh Windows Store sehingga mereka dapat memanfaatkan berbagai macam fitur yang ditawarkan oleh Windows Store.
Sebelumnya, saya pernah membahas tentang apa yang bisa digali oleh para pengembang aplikasi Indonesia di Windows Phone dan saya juga sudah pernah membahas bahwa Windows 8 dari Microsoft ini bisa dibilang unik dibanding pendahulunya. Di Windows 8 ini, pengguna nantinya dapat langsung menginstal aplikasi dari Windows Store mirip dengan konsep yang sudah ada dismartphone.
Microsoft telah mengumumkan bahwa sistem operasi Windows 8 akan dirilis resmi pada tanggal 26 Oktober 2012 nanti sehingga tentu akan banyak pengembang aplikasi di Indonesia yang ingin menanamkan aplikasinya di Windows Store ketika sistem operasinya dirilis. Sebuah toko aplikasi tentu akan hambar jika tidak terdapat banyak aplikasi bagus di dalamnya, oleh karena itu untuk mendapatkan banyak aplikasi yang berkualitas maka Windows Store terbuka bagi pengembang aplikasi di 120 negara termasuk Indonesia

Prospek Applikasi Blackberry

Melihat berita akhir-akhir ini, platform mobile untuk pasar global dikuasai oleh iOS dan Android. Sementara Blackberry pangsa pasarnya terus menurun. Namun demikian di Indonesia lain sendiri ceritanya. Konon produk Blackberry di Indonesia masih diminati, dan memiliki pangsa pasar tersendiri. Fenomena ini bisa dibilang sedikit aneh, karena berlawanan dengan kenyataan yang terjadi secara global.
Sebenarnya apa sih kelebihan Blackberry dibandingkan dengan platform lain, seperti iOS ataupun Android? Secara pribadi, bisa dibilang hampir tidak ada. Sampai saat ini aku masih setia menggunakan Blackberry, dan selama aku menggunakannya, banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Beberapa diantaranya adalah:
  • Lelet dan seringkali tidak responsif
  • Dukungan aplikasi yang sedikit
  • Paket berlangganannya dirasa cukup mahal dibandingkan dengan berlangganan paket data unlimited – Untuk menggunakan perangkatnya secara optimal, paling nggak mesti berlangganan paket Blackberry – Resolusi layar tidak terlalu besar
  • Dan lain sebagainya
Dari sekian banyak fitur Blackberry yang ada, yang aku gunakan sampai saat ini hanyalah: Push Email, BBM, dan Twitter. Hanya 3 itu saja? Yup, benar sekali. Alasanku masih tetap menggunakan Blackberry adalah karena tuntutan pekerjaan. Di lingkungan kerjaku, BBM secara tidak tertulis menjadi alat komunikasi standar untuk berkoordinasi. Terlebih lagi fitur ini digunakan untuk berkomunikasi dalam keluargaku. Nggak lucu kan kalo tiba-tiba leave grup keluarga dengan alasan sudah nggak pakai Blackberry lagi.
Killer App Blackberry menurutku hanyalah aplikasi Blackberry Messenger (BBM). Hanya fitur ini saja yang tidak ada pada platform lain. Fitur seperti Email, Twitter, Facebook, dan fitur-fitur lainnya bisa ditemukan pada platform lain, bahkan user experiencenya jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang ada pada Blackberry.
Lantas mengapa Blackberry masih diminati di pasar lokal? Kurasa fitur BBM itulah alasannya. Di pasaran sana bisa dikatakan banyak aplikasi dengan fitur yang lebih baik daripada BBM, katakanlah Whatsapp yang bisa cross platform. Mengapa BBM bisa menjadi killer App? Jawabannya simple saja: aplikasinya mudah digunakan. Ketika membeli Blackberry, tinggal beli paket, maka otomatis fitur BBM langsung bisa digunakan. Praktis kan? Tidak perlu membuat username, password, dan hal-hal lain yang bikin tambah ribet.
Tidak semua orang Indonesia melek teknologi. Dan kurasa, jika digambarkan dalam sebuah piramida, maka bagian bawah atau populasi paling besar akan didominasi oleh orang-orang yang tidak terlalu melek teknologi. Dengan banyaknya populasi yang masuk kategori tersebut, maka wajar saja jika di Indonesia masih banyak yang berminat untuk menggunakan Blackberry. Untuk orang-orang yang lebih melek kepada teknologi, kurasa mereka akan memilih handset dengan platform lain, seperti Android atau iOS, atau menjadikan Blackberry sebagai handset kedua.
Fitur BBM ini memang sangat cocok dengan karakter orang Indonesia yang memang gemar ngerumpi dan bersosialisasi. Jika dalam suatu komunitas sudah mulai menggunakan Blackberry untuk berkomunikasi, maka lambat laun, anggota komunitas yang tidak menggunakan Blackberry cenderung akan membeli Blackberry juga. Terlebih lagi jika fitur BBM sudah digunakan dalam komunitas keluarga, tekanan untuk menggunakan Blackberry akan semakin besar tentunya.
Melihat kenyataan ini, tampaknya dalam beberapa tahun kedepan, Blackberry masih akan terus digunakan di Indonesia. Menurutku, agak sedikit sulit untuk seorang individu dalam sebuah komunitas pengguna BBM yang sudah ada untuk keluar grup dan berpindah ke platform lain. Kecuali satu komunitas tersebut secara bersama-sama memutuskan untuk tidak menggunakan BBM lagi. Opsi paling mungkin adalah membeli handset dengan platform lain, namun tetap mempertahankan Blackberry sebagai handset kedua. Who knows?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar